POPNEWS.ID, SAMARINDA - Minimnya infrastruktur pendidikan tingkat menengah pertama di Kecamatan Samarinda Seberang menjadi sorotan Komisi IV DPRD Samarinda.
Saat ini, hanya terdapat satu SMP negeri, yakni SMP Negeri 3, yang dinilai tak mampu menampung seluruh lulusan SD di kawasan tersebut.
Ketua Komisi IV, Novan Syahronny Pasie, menyatakan bahwa ketimpangan fasilitas pendidikan antara wilayah pusat dan pinggiran kota masih sangat terasa, dan pembangunan sekolah selama ini cenderung tidak merata.
“Fasilitas pendidikan di Samarinda Seberang sangat terbatas. Hanya satu SMP negeri, padahal jumlah anak usia sekolah terus bertambah. Ini persoalan serius,” ujarnya.
Akibat keterbatasan daya tampung, banyak siswa dari Samarinda Seberang harus bersekolah di luar kecamatan, seperti ke Palaran atau Loa Janan Ilir.
Selain menambah beban biaya dan waktu tempuh, kondisi ini juga bertabrakan dengan prinsip zonasi yang berlaku dalam sistem pendidikan nasional.
Menurut Novan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pemkot Samarinda untuk mencari solusi jangka panjang.
Saat ini, kajian awal terhadap ketersediaan lahan untuk pembangunan sekolah baru telah dilakukan, dan hasilnya dinilai positif.
“Sudah ditemukan lahan yang layak untuk dibangun sekolah. Kami akan dorong agar anggarannya bisa masuk tahun depan,” jelasnya.
Novan menegaskan, pembangunan unit sekolah baru di Samarinda Seberang bukan sekadar proyek infrastruktur, tapi bagian dari tanggung jawab negara dalam menjamin akses pendidikan yang adil dan merata.
“Jangan sampai ada anak-anak yang kesulitan sekolah hanya karena tidak ada gedungnya. Pemerataan sekolah harus jadi prioritas,” pungkasnya. (adv)
