Persoalan banjir di Kota Samarinda kembali menjadi sorotan tajam setelah hujan deras beberapa jam saja mampu menggenangi hampir seluruh kawasan kota, dari permukiman warga hingga jalan utama.
SelengkapnyaAndi Harun menekankan bahwa penanganan banjir bukan hanya tanggung jawab Pemkot saja, tetapi juga membutuhkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi hingga pusat. “Untuk Sungai Karamumus dan sekitarnya, kita masih membutuhkan dana sekitar Rp 900 miliar. Kami tidak mungkin menyelesaikan ini hanya dalam satu tahun anggaran,” tambahnya.
SelengkapnyaChina tengah menghadapi dua bencana alam sekaligus, yakni banjir parah yang memaksa puluhan ribu orang mengungsi di provinsi Guizhou, dan gelombang panas ekstrem yang memecahkan rekor suhu di ibu kota Beijing.
SelengkapnyaPolder Air Hitam yang terletak di Jalan A Wahab Syahranie, Samarinda, kini menjadi pusat perhatian dalam upaya pengendalian banjir sekaligus pengembangan ruang publik di ibu kota Kalimantan Timur.
SelengkapnyaWali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa penanganan banjir di wilayahnya bukan sekadar persoalan anggaran dan infrastruktur, melainkan juga soal kolaborasi lintas sektor dan kesadaran masyarakat.
SelengkapnyaBanjir yang terjadi di Samarinda beberapa waktu yang lalu akibat curah hujan tinggi, mendapat sorotan tajam dari sejumlah pihak, tak terkecuali Pakar Tata Kelola Kota, Dr Warsilan.
SelengkapnyaHujan deras yang mengguyur Kota Samarinda pada Senin, 27 Mei 2025, bukan sekadar soal intensitas curah hujan.
SelengkapnyaSetelah dua kali unjuk rasa warga Harapan Baru, mediasi yang digelar pada Senin, 19 Mei 2025, akhirnya membuahkan hasil.
Selengkapnya