POPNEWS.ID, SAMARINDA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di Kota Samarinda menurun dari 6,2 persen menjadi 5,9 persen dalam satu tahun terakhir.
Meski menunjukkan tren positif, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda masih terus berupaya meningkatkan penyerapan tenaga kerja, salah satunya melalui penyelenggaraan job fair.
Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Harminsyah, menilai bahwa job fair dapat menjadi jembatan strategis antara pencari kerja dan pelaku usaha.
Namun, ia mengingatkan agar pelaksanaannya tidak sebatas menjadi acara seremonial tanpa dampak nyata.
“Yang kita ingin tahu bukan hanya berapa banyak pelamar datang, tapi berapa yang benar-benar diterima bekerja setelah mengikuti job fair ini. Itu yang menjadi indikator keberhasilan,” tegas Harminsyah.
Ia menekankan perlunya monitoring dan evaluasi secara menyeluruh pasca-kegiatan.
Menurutnya, data rekrutmen dan tindak lanjut terhadap pencari kerja harus menjadi perhatian utama Pemkot dan dinas terkait.
Harminsyah juga menyoroti peran perusahaan peserta job fair.
Ia menegaskan bahwa kehadiran mereka harus didasari niat sungguh-sungguh untuk membuka lowongan kerja, bukan sekadar formalitas.
“Jangan sampai ada perusahaan hanya memasang stan, tapi tidak membuka kesempatan kerja yang nyata. Kita akan pantau itu,” ujarnya.
Komisi IV, lanjutnya, berkomitmen melakukan pengawasan terhadap proses rekrutmen agar berlangsung adil, terbuka, dan bebas dari diskriminasi.
Ia meminta perusahaan memberikan informasi yang jelas terkait kebutuhan tenaga kerja dan posisi yang ditawarkan.
Menurut Harminsyah, pelaksanaan job fair tahunan memiliki potensi besar menekan angka pengangguran di Samarinda jika dikelola secara profesional dan berbasis data.
Ia mendorong Pemkot Samarinda agar menyediakan sistem pelaporan dan tindak lanjut untuk memantau efektivitas program ini secara berkelanjutan.
“Penting untuk dievaluasi: siapa yang direkrut, posisi apa yang didapat, dan apakah hubungan kerja itu berkelanjutan atau tidak. Jangan sampai acara ini selesai begitu saja tanpa kejelasan dampaknya,” pungkasnya. (adv)