POPNEWS.ID - Dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi lokal sekaligus mengurangi angka pengangguran, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda meluncurkan program baru yang mengintegrasikan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke pusat perbelanjaan modern. Program ini menargetkan setidaknya membuka 100 lapangan kerja baru bagi warga.
Sebanyak 50 pelaku UMKM akan difasilitasi untuk membuka usaha secara permanen di Swalayan 88, Jalan Juanda, melalui kerja sama antara Pemkot Samarinda dan pihak manajemen swalayan tersebut.
Langkah ini dinilai menjadi pendekatan baru dan progresif di tengah tekanan urbanisasi dan persaingan ekonomi yang makin ketat.
“Ketika ini dibuka, minimal dua orang bekerja per UMKM. Kalau 50 berarti ada 100 orang. Ini bukan cuma soal jualan, tapi soal hidup orang banyak,” ungkap Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Marnabas, saat ditemui usai peninjauan lokasi, Kamis (17/7/2025).
Menurut Marnabas, keterlibatan UMKM di pusat ritel modern bukan semata soal pemasaran, tetapi menjadi instrumen strategis untuk membangun kemandirian ekonomi lokal dari bawah.
“Sejarah membuktikan, waktu krisis ekonomi 1998 yang bertahan itu ekonomi mikro. Maka UMKM harus kita urusi,” tegasnya.
Program ini lahir dari gagasan awal Pemkot yang semula hanya meminta ruang untuk satu atau dua pelaku UMKM, namun kemudian disambut antusias oleh pihak Swalayan 88 hingga akhirnya menyediakan tempat bagi 50 pelaku usaha.
“Awalnya hanya menggertak sambal, minta satu atau dua UMKM diberi tempat, tapi ternyata bisa sampai 50. Ini luar biasa,” tambah Marnabas.
Area yang disiapkan meliputi lantai dua dan halaman depan swalayan, serta rooftop yang nantinya dirancang sebagai ruang santai dan interaksi sosial antara pelaku usaha dan pengunjung.
Proses seleksi pelaku UMKM dilakukan berdasarkan data dari Dinas Koperasi, UMKM, dan Perindustrian (Diskumi). Setelah terpilih, mereka akan menjalani pembinaan yang menitikberatkan pada peningkatan kualitas produk, daya saing, serta kemasan.
“Jangan sampai kita kalah dari luar. Kripik pisang misalnya, jangan sampai liut. Rasa dan kemasan harus dikejar,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot juga memfasilitasi permodalan melalui program Kredit Bertuah dari Bank Kaltimtara. Kredit ini diberikan dengan skema ramah pelaku UMKM: tanpa bunga, tanpa agunan, dan plafon maksimal Rp5 juta.
Dinas Perhubungan juga turut dilibatkan untuk mengatur rekayasa lalu lintas di sekitar swalayan, serta mengimplementasikan sistem parkir berbasis e-money guna menunjang kenyamanan pengunjung.
Marnabas menegaskan bahwa dukungan masyarakat dan media sangat penting untuk menyukseskan program ini. Ia berharap peluncuran ini menjadi model percontohan bagi pelaku usaha lokal lainnya.
“Promosi itu penting, supaya orang tahu dan UMKM kita bisa hidup,” pungkasnya.
(Redaksi)