POPNEWS.ID - El Rumi, putra kedua pasangan Ahmad Dhani dan Maia Estianty, memilih irit bicara soal video kontroversial sang ayah yang menyinggung mantan istrinya, Maia Estianty.
Video tersebut ramai dibicarakan publik sejak diunggah di kanal YouTube AHMAD DHANI DALAM BERITA pada Senin, 30 Juni 2025.
Saat ditemui awak media di kawasan Gandaria, Jakarta Selatan, Selasa (1/7/2025) malam, El Rumi enggan memberi tanggapan lebih jauh.
“Belum nonton aku,” kata El singkat saat dicecar pertanyaan.
El yang kini tengah menjalin hubungan dengan aktris Syifa Hadju menegaskan bahwa dirinya tidak merasa memiliki kapasitas untuk mengomentari konten tersebut.
“Bukan hak saya untuk ngomentari. Jangan ngejar-ngejar ke aku,” tegasnya.
Dalam video berdurasi sekitar 15 menit itu, Ahmad Dhani menyusun kompilasi potongan video wawancara Maia Estianty dalam sejumlah podcast.
Ahmad Dhani menyebut bahwa video tersebut dibuat sebagai bentuk pembelaan terhadap dua anaknya dari pernikahan dengan Mulan Jameela, yakni Feea dan Ali.
“Konten ini dibuat atas dasar pembelaan kepada Feea dan Ali yang bundanya terus difitnah dan digunjing,” tulis Dhani dalam pembuka video.
Tak hanya menyajikan pernyataan Maia, video itu juga menampilkan klip lawas Al, El, dan Dul saat berbincang dengan Kak Seto, di mana ketiganya menyatakan lebih memilih tinggal bersama ayah mereka setelah perpisahan orang tuanya.
Di bagian akhir, video ditutup dengan ceramah seorang ustaz tentang bahaya ghibah dan fitnah dalam pandangan agama.
Namun saat berita ini dirilis, video tersebut sudah tidak lagi tersedia di kanal YouTube milik Dhani.
Belum diketahui apakah video dihapus secara sukarela atau karena pelanggaran kebijakan platform.
Sampai saat ini, baik pihak Maia Estianty maupun pihak Ahmad Dhani belum memberikan pernyataan resmi terkait video tersebut.
Publik pun masih menunggu klarifikasi lebih lanjut dari kedua belah pihak.
Konflik lama antara Dhani dan Maia kembali mencuat ke permukaan, memancing reaksi warganet yang terbagi antara simpati, kritik, hingga menyerukan agar masalah keluarga tidak dibawa ke ranah publik. (*)
